Selasa, 26 Juni 2012

Isu Deportasi, Penting Diawasi Kedua Capres

Senin, 25 Juni 2012 18:34 wib Obama di depan pendukungnya (Foto: Getty Images) WASHINGTON - Dukungan kepada Presiden Barack Obama dari kalangan etnis Hispanik di Amerika Serikat (AS) semakin mencuat. Ini disebabkan cara Obama dalam mengatasi deportasi dari imigran ilegal. Pada umumnya imigran ilegal yang masuk ke AS berasal dari negara Amerika Latin, keturunan Hispanik. Pengumuman dari Obama yang memutuskan tidak akan mendeportasi imigran Hispanik ilegal di bawah umur, pada 15 Juni lalu telah menumbuhkan harapan warga Hispanik terhadap Obama. "Saya yakin keputusan Presiden akan berbuah dukungan dari kalangan Hispanik. Dirinya (Obama) menunjukkan keberanian dan kini warga Hispanik akan mendukungnya demi mendapatkan kemajuan mengenai masalah imigran," jelas aktivis Hispanik Amerika Serikat Olma Echeverri, seperti dikutip MSNBC, Senin (25/6/2012). Padahal, sebelumnya lewat isu deportasi, dukungan atas Pemerintahan Obama sempat menurut. Ini disebabkan angka deportasi meningkat hampir 400 ribu jiwa sejak 2009 atau sekira 30 persen lebih tinggi dibandingkan Pemerintahan George W Bush. Lewat angka perbandingan 2 berbandig 1, kalangan masyarakat Hispanik tidak setuju dengan cara Obama mengatasi isu deportasi. Tetapi kebijakan baru Obama yang tidak akan melakukan deportasi terhadap warga Hispanik yang masih muda membuka peluang dukungan baru kepadanya. Setidaknya, sekira 12 juta warga Hispanik akan memberikan suaranya pada pemilu tahun ini. Jumlah ini tentunya meningkat hingga 30 persen dibandingan pemilu 2008. Sementara warga Hispanik diperkirakan saat ini mencapai 8,7 persen dari jumlah penduduk AS saat ini. Sementara bagi Romney, keadaan sepertinya berbeda dengan Obama. Pada debat kandidat Presiden Partai Republik lalu, Romney jelas sekali akan mendukung undang-undang imigrasi yang memaksa imigran gelap untuk melakukan deportasi sendiri. Dirinya juga akan melakukan veto terhadap kebijakan imigrasi dari Obama dalam DREAM ACT, yang tidak akan mendeportasi imigran gelap yang masih muda. Sikap Romney terhadap imigran mendapatkan tanggapan biasa dari komunitas Hispanik. Sementara aturan Obama yang baru telah membangkitkan semangat baru dari kalangan minoritas. Tentunya ini membuka peluang besar bagi Obama.

Kemenangan Sementara untuk Obama

Kemenangan Sementara untuk Obama Fajar Nugraha Selasa, 26 Juni 2012 14:13 wib Presiden Barack Obama (Foto: AP) WASHINGTON - Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) secara resmi menyerahkan kemenangan sementara Pemerintahan Presiden Barack Obama, mengenai aturan imigrasi baru. Mahkamah Agung menilai aturan itu tidak bertentangan dengan Undang-Undang Imigrasi yang dikeluarkan wilayah Arizona. Lewat keputusan 5 berbanding 3, pihak pengadilan menolak ayat kontroversial di dalam UU Imigrasi Arizona tersebut. Mereka menolak larangan bagi imigran ilegal untuk bekerja. Aturan ini juga menilai registrasi terpisah yang diharuskan dilakukan oleh imigran. Pihak pengadilan menolak penangkapan terhadap para imigran gelap yang dicurigai melakukan tindak kejahatan, tanpa ada surat perintah penangkapan. Tetapi keputusan pengadilan mengharuskan setiap imigran ini memiliki surat-surat resmi yang sudah diterapkan sejak 2010. "Ada ketidakpastian mengenai aturan (UU Imigrasi) itu dan bagaimana cara penegakkannya. Keputusan yang sudah dikeluarkan tidak mengisyaratkan tentangan terhadap aturan tersebut setelah disahkan," ujar Hakim Anthony Kennedy, seperti dikutip Associated Press, Selasa (26/6/2012). Secara keseluruhan, keputusan pengadilan ini membuktikan bahwa pemerintah pusat memiliki kekuasaan signifikan untuk mengatur imigrasi. Tetapi Pemerintahan Obama menyadari rasa frustrasi yang dihadapi wilayah Arizona, yang disebabkan oleh imigran gelap. Aturan Arizona SB 1070 ditujukkan agar imigran ilegal di Arizona menjalani kehidupan yang lebih sulit dan memaksa mereka tinggal dari wilayah itu secara sukarela. Arizona bahkan mempertahankan perbatasannya, meskipun seperti dikuasai oleh imigran gelap. Tetapi keputusan dari pengadilan ini membawa angin segar kepada Obama. Dirinya mampu mendapatkan dukungan dari para imigran dan menjadi modal untuk memenangkan Pemilu Presiden AS 2012. Sebagian besar imigran diketahui berasal dari komunitas Hispanik. Komunitas yang menjadi minoritas inilah yang diincar Obama untuk membantu kemenangannya dalam pemilu. (faj)

Sabtu, 23 Juni 2012




in Indonesia many pleasant sights to visit this website http://indonesia.travel/

Mengenaskan! Bocah 6 Tahun Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza

Gaza, Mengenaskan! Seorang bocah berumur 6 tahun menjadi korban dalam serangan udara yang dilancarkan pesawat tempur Israel hari ini. Anak laki-laki itu tewas dalam serangan udara Israel di wilayah Jalur Gaza.

Menurut paramedis Palestina seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (23/6/2012), bocah Palestina tersebut bernama Ali Alshwass. Dia tewas dalam serangan udara di sebelah timur Kota Khan Yunis di selatan Jalur Gaza.

Pesawat tempur Israel hari ini juga melancarkan serangan udara di kawasan Zeitoun sebelah timur Gaza. Menurut saksi mata, serangan itu menargetkan para militan yang mengendarai sebuah mobil. Dua orang terluka dalam insiden itu.

Sejauh ini belum ada konfirmasi dari militer Israel mengenai serangan terbaru di Gaza tersebut. Namun sebelumnya, pejabat-pejabat Israel mengatakan kepada AFP, para gerilyawan Palestina menembakkan sedikitnya 23 roket ke wilayah Israel selatan pada Sabtu ini. Sebagian besar roket mengenai Kota Sderot, dekat perbatasan Gaza. Seorang warga Israel terluka ketika sebuah roket mengenai sebuah gedung di Sderot.

Sebelumnya, dua warga Palestina tewas dan empat lainnya luka-luka ketika pesawat-pesawat tempur Israel dua kali menggempur wilayah Jalur Gaza pada Jumat, 22 Juni kemarin.

Menurut sumber-sumber medis setempat, serangan pertama pada Jumat, 22 Juni sore waktu setempat menargetkan sebelah timur Al-Bureij di bagian tengah Jalur Gaza.

Serangan udara Israel itu menewaskan Basel Ahmad, pria berumur 29 tahun. Dua warga Palestina lainnya terluka dalam serangan itu, salah satunya mengalami luka-luka parah.

Serangan udara juga dilancarkan Israel di sebelah utara Gaza dan menewaskan seorang warga Palestina lainnya. Sumber medis Palestina mengatakan, Hammam Abou Qadous, pria berumur 20 tahun, tewas akibat luka-luka yang dideritanya setelah digempur saat mengendarai motornya. Dua warga Palestina lainnya luka-luka ringan dalam serangan tersebut.

Jumat, 22 Juni 2012

"Prancis Tak Takut Hadapi Spanyol!" "Prancis Tak Takut Hadapi Spanyol!"

Laurent Koscielny (Foto: Daylife)


DONETSK - Bek Tim Nasional Prancis, Laurent Koscielny, mengungkapkan bahwa timnya tidak takut menghadapi Timnas Spanyol di babak perempatfinal turnamen Euro 2012.

Spanyol adalah juara bertahan, memiliki pemain hebat, serta taktik agresif bernama tiki-taka. Alhasil, banyak tim yang takut bila bertemu Spanyol. Namun Timnas Prancis berbeda, karena menurut Koscielny tidak ada yang harus ditakuti dari La Furia Roja.

“Semua orang bermimpi bisa bermain melawan Spanyol, apakah itu di perempatfinal atau di semifinal,” tutur Koscielny, dilaporkan oleh wartawan Okezone, Fitra Iskandar, langsung dari Ukraina.

“Laga itu akan sangat menarik untuk dimainkan. Kini tergantung kami semua untuk menikmatinya, saya tidak melihat mengapa kami harus takut terhadap mereka. Mereka punya kualitas, begitu juga kami,” terangnya.

Setiap tim memiliki strategi khusus ketika melawan tim favorit di fase knock out, begitu juga Prancis. Koscielny pun mengungkapkan strategi yang akan dipakai timnya dalam meredam permainan tiki taka Spanyol.

“Bila anda keluar menyerang melawan Spanyol, anda akan berada dalam masalah. Kami akan menjaga permainan yang ketat melawan mereka. Kami bermain melawan juara bertahan dan saya pikir ini adalah resep untuk pertandingan yang fantastis,” pungkasnya.

Suu Kyi Berpidato di Depan Parlemen Inggris Suu Kyi Berpidato di Depan Parlemen Inggris Suu Kyi Berpidato di Depan Parlemen Inggris

Suu Kyi di Parlemen Inggris (Foto: AFP)

LONDON - Pemimpin Oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi memberikan pidato bersejarah di hadapan anggota Parlemen Inggris. Dalam pidatonya, Suu Kyi mengatakan, rakyat Myanmar membutuhkan dukungan dunia internasional agar proses reformasi lancar.

Suu Kyi menjadi perempuan kedua setelah Ratu Elizabeth II yang memberikan pidato pada pertemuan parlemen di Westminster Hall. 

"Saya datang sebagai bagian untuk meminta bantuan praktis. Memohon bantuan sebagai teman dan meminta dukungan agar reformasi (di Myanmar) dapat membuat hidup rakyat lebih baik. Selain itu rakyat Myanmar juga dapat meraih kesempatan besar setelah sekian lama hak mereka terkurung," ujar Suu Kyi, seperti dikutip Associated Press, Jumat (22/6/2012).

"Negara saya dalam tepian untuk memulai perjalanan baru yang diharapkan untuk masa depan baru. Masih banyak jalan terjal yang harus ditempuh, perbedaan yang mesti dijembatani dan halangan untuk dilalui," lanjut Suu Kyi.

Dalam pidato itu Suu Kyi menambahkan, Myanmar dukungan dari rakyat Inggris serta dunia internasional membuat negaranya bergerak lebih maju seperti saat ini. 

Kunjungan ini merupakan bagian perjalanan ke luar negeri perempuan berusia 66 tahun itu sejak 24 tahun lalu. Sebelumnya, Suu Kyi menjalani tahanan rumah selama 15 tahun sejak pemerintah junta militer Myanmar berkuasa.

Pasukan Keamanan Afghanistan Buta Huruf

Pasukan Afghanistan (Foto: NATO)KABUL - North Atlantict Treaty Organization (NATO) memiliki tanggung jawab besar sebelum masa tugas mereka di Afghanistan berakhir pada 2014 mendatang. Namun mereka menemukan kesulitan, dimana pasukan Afghanistan tidak bisa membaca dan menulis.
Akibat kondisi ini tanggung jawab NATO untuk memastikan transformasi keamanan berlangsung lancar, ternyata harus dibarengi dengan tanggung jawab lainnya yakni mengajarkan pasukan Afghanistan untuk membaca dan menulis. Hal itu dipicu oleh fakta yang menunjukkan bahwa lebih 95 persen tentara nasional Afghanistan dan polisi yang direkrut secara fungsional ternyata tidak pernah bersekolah. Sehingga hal itu menyebabkan mereka menderita buta huruf dan tidak bisa menghitung. Untuk alasan inilah sebelum mengakhiri tugasnya di Afghanistan dan melakukan transformasi keamanan pihak NATO merasa perlu mendorong agar para petugas keamanan ini memiliki keterampilan membaca dan menulis. "Bagi sebagian besar warga Afghanistan, perang yang terjadi selama 30 tahun telah membuat mereka kesulitan dalam mengakses informasi pendidikan. Mereka tahu banyak hal, namun tidak tahu bagaimana caranya membaca atau menulis," ujar Kepala Divisi Bahasa NATO di Afghanistan Barbara Goodno, seperti dikutip Reuters, Jumat, (22/6/2012). "Saat ini tengah kami upayakan adalah mendorong proses tersebut," tegas Goodno. Diketahui terdapat sekira 119 ribu tentara dan polisi yang tengah mengikutip tiga program yang mengajarkan mereka membaca, menulis dan menghitung. Program pendidikan ini sama persis dengan yang dijalankan oleh siswa sekolah dasar kelas tiga di Afghanistan. Dimana mereka juga akan diajarkan menulis nama mereka sendiri dan menghitung sampai 1.000.
Dalam sebuah laporan NATO pada 2009 lalu disebutkan, hanya terdapat sekira 13 persen tentara profesional Afghanistan yang melek huruf. Sementara itu jumlah polisi yang melek huruf di negara itu dinilai masih jauh lebih baik.Tingginya jumlah pasukan keamanan Afghanistan yang buta huruf dinilai mengkhawatirkan penjagaan keamanan di negara itu. Ketidakmampuan mereka membaca menyulitkan mereka dalam merawat kendaraan militer, mengisi formulir terkait dengan masalah peralatan ataupun membaca nomor seri senjata. Pada umumnya ini adalah tugas dasar seluruh tentara di dunia.
Tingginya jumlah pasukan keamanan Afghanistan yang buta huruf dinilai mengkhawatirkan penjagaan keamanan di negara itu. Ketidakmampuan mereka membaca menyulitkan mereka dalam merawat kendaraan militer, mengisi formulir terkait dengan masalah peralatan ataupun membaca nomor seri senjata. Pada umumnya ini adalah tugas dasar seluruh tentara di dunia.
"Juga sama halnya jika seorang polisi yang bertanggung jawab dalam menegakkan hukum, namun mereka tidak memiliki kemampuan untuk membaca dan membuat laporan. Ini juga terkait urusan hidup atau mati," tambah Goodno.(rhs)

Kamis, 21 Juni 2012

10 Orang Luka Ringan dan 2 Kritis Akibat Kecelakaan Fokker



 Jakarta Komandan Lanud Halim Perdanakusumah Marsekal Pertama TNI Asep Adang Supriyadi, mengatakan, ada 12 korban luka dalam kecelakaan pesawat Fokker-27. Dua di antaranya kritis.
"Total ada 12 korban luka dirawat di di RSUP AU Esnawan Antariksa, Halim, Jakarta Timur," kata Asep di Lanud Halim, Jakarta, Kamis (21/6/2012) malam.  Dari 12 koban luka itu, 10 mengalami luka ringan. "Keterangan identitasnya belum bisa disampaikan," ujarnya. Pesawat Fokker-27 milik TNI AU yang jatuh di Komplek Rajawali, Jalan Branjangan, Halim, Jakarta Timur, pukul 14.45 WIB. Pesawat itu bernomor register A 2708 buatan tahun 1977. Pesawat nahas itu dipiloti Mayor Pnb Hery dan kopilot Lettu Paulus. Pesawat jatuh saat latihan rutin.r

CHEAT AYO DANCE HACK SIMPLE II 21 JUNI 2012

Hack Simple Part II( Auto Key ) v.6081


DOWNLOAD HERE^^